PENGEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP/MTs

1. Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Apa yang dimaksud indikator pencapaian kompetensi?
Dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah dinyatakan bahwa indikator pencapaian kompetensi
merupakan:



a. kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2; dan
b. kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai
pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.
Jadi, pada intinya IPK adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian KD tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Dapat pula dikatakan bahwa IPK merupakan pernyataan yang menunjukkan tolok
ukur atau patokan ketercapaian suatu KD. Pada pernyataan tersebut tercermin
tuntutan kemampuan yang harus dicapai siswa agar dinyatakan mencapai atau
menguasai KD tersebut.
Ketika kita mencermati IPK dari suatu KD, maka komentar yang seharusnya muncul
adalah: ”Oh.. ini ya tuntutan kemampuan yang ditetapkan untuk siswa agar dikatakan
menguasai KD itu”. Mengapa komentar itu yang seharusnya muncul? Karena tuntutan
kemampuan yang dirumuskan pada IPK menjadi tolok ukur untuk menentukan sejauh
mana seorang siswa telah mencapai atau menguasai KD.

File lengkap disini

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


STRATEGI PEMBELAJARAN DAN PEMILIHANNYA


PEMILIHAN DAN PENATAAN MATERI/BAHAN PEMBELAJARN MATEMATIKA SMP/MTs

Mari kita cermati pengertian dari pembelajaran dan prinsip-prinsip pelaksanaannya yang termuat dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran berbasis aktivitas dengan karakteristik: interakstif dan inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, kontekstual dan kolaboratif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa, sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik.



Dalam melaksanakan pembelajaran, prinsip-prinsip yang harus diterapkan adalah siswa difasilitasi untuk mencari tahu, siswa belajar dari berbagai sumber, proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, pembelajaran berbasis kompetensi, pembelajaran terpadu, pembelajaran menekankan pada jawaban yang divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi, pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif, peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard kiills dan soft
kiills, pembelajaran mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat, pembelajaran menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodho), memebangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan menegmbangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani) , pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa, suasana belajar menyenangkan dan menantang.






TEORI BEHAVIORISTIK

Sesuai dengan wikipedia Teori belajar behavioristik  adalah sebuah teori yang dianut oleh  Gage  dan  Berliner  tentang perubahan tingkah la...

STEM